Langsung ke konten utama

Syi'ah dan Mu'tazilah

Syi'ah dan Mu'tazilah





Sejarah telah mencatat bahwa perpecahan umat Islam sebagian besar dipengaruhi oleh perbedaan pandangan pada suatu persoalan subtansi agama. Ini telah dicontohkan adanya perpecahan pada umat Islam pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW, zaman khulafaurrosidin, bani Umayyah dan bani Abbasiyah. Umat Islam semakin mengeneralisasi pada saat perbedaan pemikiran dan pandangan telah masuk dalam ranah teologi, dan hukum. Perpecahan umat Islam tidak berhenti pada ranah pemikiran namun juga telah masuk pada ranah action, bukan hanya perbedaaan pendapat namun juga berbeda aliran, dan diperparah lagi perbedaan itu berakhir dengan pertumpahan darah.

 A. Mu’tazilah

1. Sejarah Munculnya Aliran Mu’tazilah

Sejarah munculnya aliran Mu'tazilah muncul di kota Bashrah (Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha' Al-Makhzumi Al-Ghozzal yang lahir di Madinah tahun 700 M, kemunculan ini adalah karena Wasil bin Atha' berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan mukmin dan bukan kafir yang berarti ia fasik. Imam Hasan al Bashri berpendapat mukmin berdosa besar masih berstatus mukmin. Secara harfiah kata Mu'tazilah berasal dari I'tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri, Mu'tazilah, secara etimologis bermakna orang-orang yang memisahkan diri.

2.Adapun doktrin-doktrin Aliran Mu’tazilah ada lima yang disebut dengan Al- Usul Al-Khomsah atau pancasila Mu’tazilah yaitu :

  •  At-Tauhid (ke-Esaan)  

At-tauhid (pengesaan Tuhan) merupakan prinsip utama dan intisari ajaran mu'tazilah.

  • Al – ‘Adl (keadilan Tuhan)  

Ajaran dasar Mu'tazilah yang kedua adalah al-adl, yang berarti Tuhan Maha Adil. Adil ini merupakan sifat yang paling gamblang untuk menunjukkan kesempurnaan, karena Tuhan Maha sempurna dia pasti adil. 

  • Al-Wa’ad wa al-Wa’id (Janji dan ancaman) 

Ajaran ini berisi tentang janji dan ancaman. Tuhan yang Maha Adil tidakakan melanggar janjinya dan perbuatan Tuhan terikat dan di batasi oleh janjinya sendiri.

  • Al-Manzilah bain Al-Manzilatain(tempat diantara kedua tempat) 

Inilah ajaran yang mula-mula menyebabkan lahirnya mazhab mu'tazilah. Ajaran ini terkenal dengan status orang mukmin yang melakukan dosa besar.

  • Al Amr bi Al Ma’ruf wa Al Nahi an Al Munkar (Menyuruh kebaikan dan melarang keburukan)  

Ajaran ini menekankan keberpihakan kepada kebenaran dan kebaikan. Ini merupakan konsekuensi logis dari keimananan seseorang. 


3. Tokoh tokoh ulama muktazilah

- Wasil bin Atha

- Abu Huzail al-Allaf

- Al-Jubba’i

- Al- jahiz 

- Mu’ammar bin Abbad

- Bisyr al-Mu’tamir 

- Abu Musa al-Mudrar  


4. Perkembangan Aliran Mu’tazillah

sebagai aliran teologi disisi lain secara umum, aliran Mu'tazilah melewati dua fase yang berbeda. Fase Abbasiyah(100 H - 237 M) dan fase Bani Buwaihi (334 H). Generasi pertama mereka hidup di bawah pemerintahan Bani Umayah untuk waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian memenuhi zaman awal Daulah Abbasiyah dengan aktivitas, gerak, teori, diskusi dan pembelaan terhadap agama, dalam suasana yang dipenuhi oleh pemikiran baru. Dimulai di Basrah. Kemudian di sini berdiri cabang sampai ke Baghdad. Orang-orang Mu'tazilah Basrah bersikap hati-hati dalam menghadapi masalah politik, tetapi kelompok Mu'tazilah Baghdad justru terlibat jauh dalam politik. Mereka ambil bagian dalam menyulut dan mengobarkan api inquisisi bahwa “Al Qur'an adalah makhluk”. Memang pada awalnya Mu'tazilah menghabiskan waktu sekitar dua abad untuk tidak mendukung sikap bermazhab, mengutamakan sikap netral dalam pendapat dan tindakan. Konon ini merupakan salah satu sebab mengapa mereka disebut Mu'tazilah. Mu'tazilah tidak mengisolir diri dalam menanggapi problematika imamah sebagai sumber perpecahan pertama- tetapi mengambil sikap tengah dengan mengajukan teori “al manzilah bainal manzilatain”. Akan tetapi di bawah tekanan Asy'ariah nampaknya mereka berlindung kepada Bani Buwaihi.13 Golongan pertama, (disebut Mu'tazilah I) muncul sebagai respon politik murni. Golongan ini tumbuh sebahai kaum netral politik, khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan-lawannya, terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair golongan inilah yang mula-mula disebut kaum Mu'tazilah karena mereka menjauhkan diri dari pertikaian masalah khilafah. Kelompok ini bersifat netral politik tanpa stigma teologis seperti yang ada pada kaum Mu'tazilah yang tumbuh dikemudian hari. Golongan kedua, (disebut Mu'tazilah II) muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur'jiah akibat adanya peristiwa tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Mur'jiah tentang pemberian status kafir kepada yang berbuat dosa besar. Mu'tazilah II inilah yang dikaji dalam bab ini yang sejarah kemunculannya memiliki banyak versi. Kaum Mu'tazilah sudah tidak ada lagi. Mereka mendapat tantangan keras dari umat Islam lain setelah mereka berusaha diabad ke Sembilan untuk memaksa faham-faham mereka dengan kekerasan pada umat Islam yang ada pada waktu itu. Pemikiran rasionil Mu'tazilah dan sikap kekerasan mereka, membawa pada lahirnya aliran-aliran teologi lain dalam Islam. Aliran-aliran itu timbul untuk menjadi tantangan bagi aliran yang bercorak rasionil dan liberal tersebut.



B. SYI'AH

1. Pengertian dan Sejarah Munculnya Syi'ah

Munculnya Syi’ah dalam beberapa pendapat di kalangan para ahli ilmu kalam memang terdapat sedikit perbedaan. Namun dari sekian pendapat-pendapat yang disampaikan secara garis besar akan mengarah pada satu kesamaan tentang bagaimana golongan Syi’ah ini muncul. Syi’ah berarti pengikut (pendukung paham). Dipakai kata ini untuk satu orang, dua orang atau banyak orang, baik lelaki atapun perempuan. Kemudian kata ini dipakai secara khusus untuk orang yang mengangkat Ali dan keluarganya untuk menjadi khalifah dan berpendapat bahwa Ali dan keluargaya yang berhak menjadi khalifah.

2. Adapun doktrin-doktrin Aliran Syi'ah ada 5 yaitu :

  • At tauhid 

Kaum Syi’ah meyakini baha Allah SWT itu Esa, tempat bergantung semua makhluk, tidak beranak dan tidak diperanakan dan tidak serupa dengan makhluk yang ada di bumi.

  • Al ‘adl 

Kaum Syi’ah memiliki keyakinan bahwa Allah memiliki sifat Maha Adil.

  • An Nubuwwah 

Kepercayaan kaum Syi’ah terhadap keberadaan Nabi juga tidak berbeda halnya dengan kaum muslimin yang lain. Menurut mereka Allah mengutus nabi dan rosul untuk membimbing umat manusia.

  • Al Imamah 

Bagi kaum Syiah imamah berarti kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia. Menurut mereka yang berhak menjadi pemimpin umat hanyalah imam dan itu hanya ada pada keturunan Nabi Muhammad.

  • Al Ma’ad 

Secara harfiah al ma’ad yaitu tempat kembali (akhirat). Kaum Syi’ah percaya sepenuhnya bahwa hari akhirat itu pasti terjadi.

Namun pokok-pokok paham mereka dapat disimpulkan:

1. Hak kekhalifahan sesudah Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib, karena itu kekhaifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman bukan hak mereka.

2. Khalifah dalam istilah mereka imam yang harus ditunjuk oleh Nabi.

3. Imam adlah Ma’sum, tidak berdosa dan tidak boleh diganggu gugat.

Wallahu a'lam bissawaab.

Klaten, 25 November 2020, 21:03 WIB

















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Tentang Iman,Kufur,Syirik, dan Nifaq

Konsep tentang Iman, Kufur, Syirik, dan Nifaq Pada dasarnya, kita sebagai umat islam harus mempunyai dua dimensi yaitu berupa aqidah keyakinan dan sesuatu yang diamalkan atau amaliyah,karna sejatinya amal perbuatan tersebut merupakan sebuah implementasi. Keimanan dalam islam merupakan pondasi yang diatasnya berdiri syariat-syariat islam. Keimanan kepada Allah harus terus dipupuk agar semakin kokoh dan kuat, karena ketika iman kita goyah akan menyeret kita pada kekufuran.  Sedangkan Kekufuran apabila tertanam dalam jiwa kita akan menjerumuskan kepada perbuatan yang menyimpang yaitu syirik dan nifaq. Kufur dan nifaq termasuk salah satu yang membatalkan tauhid seseorang dan mengurangi kesempurnaan iman seseorang. Oleh karena itu, mari kita usik kembali mengenai iman, kufur, syirik, nifaq. Berikut penjelasannya 1. IMAN Kata iman secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti percaya. Dalam Al-Quran kata iman selalu dikaitkan dengan perbuatan baik dan melaksanakan hukum islam,...

“PEMIKIRAN KALAM MUHAMMAD ABDUH DAN MUHAMMAD IQBAL”

  “PEMIKIRAN KALAM MUHAMMAD ABDUH DAN MUHAMMAD IQBAL” ilmu kalam adalah salah satu ilmu yang wajib kita pelajari sebagai pribadi muslim yang beriman. Pada dasarnya, ilmu kalam ini merupakan ilmu yang menjelaskan akan Tuhan yang kita sembah. Tidak hanya membahas mengenai ketuhanan saja, melainkan membahas seluruh ilmu yang terdapat dalam aspek kehidupan ini. Salah satu pelajaran yang khusus dalam adalah mempelajari masalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan-Nya, hal ini yang dapat memperkuat dan mempertahankan keyakinan kita terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Metode pemikiran ilmu kalam yang dipakai oleh Muhammaad Abduh dan Muhammad Iqbal yaitu tentang pendapat yang membahas ilmu ketuhanan karena hal ini mendasarkan pada ilmu kalam modern. Pemikiran-pemikiran ilmu kalam tentang ketuhanan memerlukan perngorbanan dalam mencapai ilmunya dan juga ketika kedua tokoh tersebut disaat menyebarluaskan pemikiran-pemikiran mengenai ketuhanan dalam dunia Islam. Ilmu tentang k...