Apa itu Tauhid?
Mengenal tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam. Tauhid mengambil peran penting dalam membentuk pribadi-pribadi tangguh, juga sebagai inti Aqidah Islamiyah.
Kalimat tauhid atau yang lebih dikenal dengan kalimat syahadat begitu masyhur dikalangan umat Islam. Seorang muslim selalu melafalkan kalimat itu dalam keseharian paling tidak dalam sholat lima waktu.
Namun, semakin kemari semakin banyak penyimpangan yang terjadi di kalangan umat Islam. Lambat laun akan menyadarkan kita bahwa pentingnya peran agama Islam yang tidak hanya menurus ukhrawi saja, namun juga dalam urusan duniawi.
Oleh karena itu, mari kita telusuri secara mendalam mengenai tauhid.
Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya”
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya. Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan Tauhid tidak terlepas dari dalil-dalil dalam Al-Qur’an maupun hadits, diantaranya yaitu :
a) Surah An-Nahl ayat 36 :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا وَاجْتَنِبُوا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus pada setiap umat seorang Rasul (untuk menyerukan) “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut” (QS. An-Nahl: 36)
b) Hadits :
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى وَصِيَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِيْ عَلَيْهَا خَاتَمُهُ فَلْيَقْرَأْ قَوْلَهُ تَعَالَى: {قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ} إِلَى قَوْلِهِ : {وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ}
Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang tertera di atas cincin stempel milik beliau, maka hendaklah membaca firman Allah subhanahu wata’ala: “Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Rabbmu..” sampai ayat “Sungguh inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah jalan tersebut” [HR. Ibnu Majah& Ahmad.
Kemudian tauhid juga terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu :
1. Tauhid Dzat
Tauhid dzat berarti bahwa Tuhan itu satu dan dua bagi-Nya tidak dapat dikonsepsikan. Dengan kata lain, tidak ada yang serupa dan semisal dengan-Nya. Sesuatu tidak serupa dengan-Nya, dan juga Ia tidak serupa dengan sesuatu, sebab Dia adalah Satu Wujud Nir-Batas Nan Sempurna memiliki sifat seperti ini. Pengertian Dzat Dzat Dzat Allah pada hakikatnya ialah, sesuatu yang berdiri sendiri (lawan ‘aradh)Dzat Allah Wujud Allah dan bersifat mutlak. Tidak tersusun dari dzat yang lain yang datang dari luar Dzat Allah tidak ada batasnya, tidak ada jenisnya dan tidak dapat dibagi-bagi.
2. Tauhid Sifat.
Ketika mengatakan bahwa satu cabang tauhid adalah Tauhid Sifat (pengesaan Tuhan dalam sifat), maksudnya ialah; sebagaimana Dzat-Nya adalah azali (tidak bermula) dan abadi (tidak berakhir), pun sifat-Nya,seperti ilmu, kuasa, dan lain sebagainya.
Hal ini sesuai firman Allah dalam surah Asy-Syuara' ayat 11 :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syuura: 11)
3. Tauhid Rububiyyah.
Tauhid rububiyyah yaitu keyakinan bahwa Allah SWT sebagai satu-satunya yang dapat menciptakan bumi dan langit beserta dengan isinya. Hanya Allah yang mampu memberikan rezeki, menggerakkan matahari dan bulan, mendatangkan badai dan hujan, serta apa pun yang terjadi di alam semesta ini sesuai dengan kehendak-Nya.
Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam surah Al-'Araf ayat 54 :
أَلاَلَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah” (Al- A’raf: 54).
4. Tauhid Uluhiyyah.
Tauhid uluhiyyah dapat diartikan sebagai tauhid ibadah. Maksudnya, mengesakan Allah dalam hal ibadah dan hanya Allah satu-satunya yang berhak untuk diibadahi
. Hal ini sesuai firman Allah SWT yang tercantum dalam surah Lukman ayat 30 :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللّٰه هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ
”Demikianlah, karena sesungguhnya Allah,Dialah yang hak dan sesungguhnya yang mereka seru selain Allah adalah batil” (Luqman: 30)
Lantas, Apa sih yang dimaksud dengan "TAUHIDULLAH" itu?
Secara bahasa, tauhidullah berarti menyatukan Allah, mengesakan Allah atau mengakui bahwa Allah itu satu. Sedangkan secara istilah, tauhidullah bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, serta tidak menyekutukan-Nya dengan apapun baik dalam hal rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, maupun nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Dalam ajaran Islam, tauhidullah adalah merupakan esensi dari keimanan kepada Allah swt. Tauhidullah memiliki kedudukan dan keutamaan yang sangat kuat. Mengenal tauhidullah, berarti kita akan mengenal kalimat syahadat, ma’rifatullah, dan muraqabah.
1. Makna Kalimat Tauhid
Kalimah Laa ilaaha illah Allah disebut kalimat tauhid atau kalimat thayyibah. Kalimah itu mengandung makna sangat dalam. Tauhid berarti beribadah kepada Allah saja dan tidak berbuat syirik kepada-Nya. keyakinan tentang keesaan Allah, pengakuan akan keesaan Allah sebagai satu-satu dzat yang wajib disembah. Tauhid adalah i’tiqadiyah, yaitu mengesakan Allah sebagai sebagai satu-satunya motivator dan tujuan dalam setiap perbuatan Laa ilaha illa Allah adalah inti tauhid yang diajarkan para Nabi dan Rasulullah sejak Nabi Adam as. sampai khatamul anbiya’i wa rasul Muhammad SAW.
2.Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah merupakan tolak ukur kualitas keislaman dan keimanan seseorang, karena untuk mencapai ketinggian iman seorang muslim harus tahu dan mengenal dengan baik siapa tuhannya.
Ma'rifatullah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal itu tidak mungkin terjangkau oleh akal manusia yang terbatas. Ma'rifatullah menurut Ibnul Qoyyim, sebagaimana di definisikan oleh ahli ma'rifah adalah : "ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”.
Figur teladan dalam ma'rifatullah adalah Rasulullah, Dialah sosok yang paling mengenal Allah, paling dekat denganNya, dan paling taat kepada perintah-perintahNya.
3. Makna Muraqabah
Dari segi bahasa muraqabah berarti pengawasan dan pantauan. Karena sikap muraqabah ini mencerminkan adanya pengawasan dan pemantauan Allah terhadap dirinya.
Adapun dari segi istilah, muraqabah adalah, suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya, melihatnya, mendengarnya, dan mengetahui segala apapun yang dilakukannya dalam setiap waktu, setiap saat, setiap nafas atau setiap kedipan mata sekalipun.
Wallahu a'lam bisshawab.
Klaten, 08 November 2020, 19:50 WIB
Komentar
Posting Komentar